Dinkesda Blora Pastikan Klinik Patra Medica Bekerja Sesuai SOP

Dinkesda Blora Panggil Manajemen Klinik Patra Medica. Foto: Manda 

Kabarasta
- Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Blora memanggil manajemen Klinik Patra Medica terkait  aduan masyarakat dari Forum Komunikasi Masyarakat Blora (FKMB) terkait hasil cek laboratorium yang diduga tidak sesuai standard. Dari hasil pertemuan tersebut, Dinkesda memastikan Klinik Patra Medica telah bekerja sesuai SOP kesehatan yang berlaku.


Plt Kepala Dinkesda Blora Edi Widayat mengaku telah mendengar dan memeriksa semua dokumen perijinan Klinik Patra Medica. Selain itu pemeriksaan yang dilakukan juga sudah sesuai SOP yang ada.

" Perijinan sudah sesuai melalui OSS di jateng dan verivikasinya. Secara teknis tadi sudah dijelaskan Patra, secara teknis pemeriksaan sudah dilakukan sesuai SOP yan ada dan tentu itu dibuat dengan hasil yang baik. Sehingga laik untuk melakukan pemeriksaan dan operasional di blora," kata Edi, Jumat (21/2).



Menurut Edi sebelum di gunakan seluruh peralatan yang ada juga sudah dilakukan kalibrasi. Alat juga dilakukan running sebelum digunakan.

"Aau istilah motor dipanasi terlebih dahulu.

Edi berjanji akan menyampaikan hasil audensi bersama management klinik Patra Medika ini kepada FKMB, yang seminggu lalu mengadu ke Dinkes.


"Kami sudah memberikan saran masukan kepada pihak klinik agar selalu meningkatkan kualitas pelayanan. Agar selalu evaluasi. Jika ada yang diragukan mengenai hasil, segera dilakukan pemeriksaan ulang. Kami juga akan lebih meningkatkan pengawasan", jelas Edi.

Sementara dokter penanggung jawab laboratorium klinik Medika Farma dr. Sri Iriyanti mengatakan, ada beberapa hal yang memang bisa mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Faktor usia, faktor komorbit atau penyakit penyerta dari pasien tersebut, juga beda alat biasanya beda hasil. Pihaknya sudah melakukan pemeriksaan dan sudah berdasarkan rekam medis dari pasien selama setahun ini. Sehingga dalam mengeluarkan hasil pemeriksaan berdasarkan hasil laboratorium.

"Kondisi fisik pasien itu juga ada pengaruhnya. Waktu kami memeriksa pasien pagi itu kondisi puasa. Setelah dua hari pasien periksa lagi di Karyadi Semarang itu puasa atau tidak kami kurang tahu. Menurut logika kami perjalanan dari Blora ke Semarang, terus diperiksa kalau puasa tidak mungkin, pasien pasti tidak kuat", jelasnya.

"Yang normal saja bisa berubah setiap saat, apalagi yang sakit. Jadi banyak faktor bisa mempengaruhi hasil Lab.dan setiap alat itu pasti berbeda hasilnya. Ada batas ambang sendiri. Kalau ada beda hasil sedikit itu wajar", Imbuhnya.

(Lis/Redaksi)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama