Peresmian Embung Watu Macan: Inisiatif Bersama Pertamina dan UGM untuk Masyarakat. Foto: Manda
Kabarasta – Bupati Blora, Arief Rohman, bersama dengan Pertamina dan Universitas Gadjah Mada (UGM), meresmikan Embung Watu Macan yang terletak di Desa Megeri, Kecamatan Kradenan. Acara peresmian ini dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk Kepala Pusdiklat Kementerian Kehutanan, Direktur Pembangunan Sarpras Kementerian Desa PDTT, serta perwakilan dari Pertamina dan UGM.
Embung ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina, dibangun di atas lahan seluas 1,84 hektar dengan kapasitas tampung mencapai 10.000 m³. Diharapkan, fasilitas ini dapat mengairi sekitar 30 hektar lahan pertanian dan membantu pengembangan 40.000 hingga 50.000 pohon buah, seperti durian dan kelengkeng.
Proyek ini ditargetkan untuk memberikan manfaat kepada sekitar 175 keluarga, termasuk 450 kepala keluarga di Desa Megeri dan 625 di Desa Selopuro, Kabupaten Ngawi. Bupati Arief Rohman menyampaikan rasa syukur atas terwujudnya embung tersebut
“Dulu saat saya ke sini, belum ada apa-apa. Kini, kita memiliki embung yang indah ini. Semoga embung ini dapat menjadi prototipe yang bermanfaat untuk masyarakat.” ujarnya.
Bupati juga menyinggung pembangunan Bendungan Karangnongko yang sedang berlangsung. Ia menjelaskan bahwa Pemkab Blora sedang berupaya untuk melobi UGM agar masyarakat yang terdampak pembangunan bendungan dapat direlokasi ke kawasan sekitar, menjaga sejarah dan ikatan sosial mereka.
“Pemkab Blora akan mendukung penuh program ini. Kami siap bersinergi dengan Pertamina untuk memperluas manfaat, termasuk dalam pengembangan akses jalan dan potensi wisata,” tambah Bupati.
Condro Kirono, Komisaris Independen PT Pertamina (Persero), menekankan bahwa Embung Watu Macan hadir untuk mengatasi masalah air di daerah yang rentan terhadap kekeringan.
“Dengan kapasitas 10.000 m³, embung ini akan mendukung kebutuhan pertanian, agroforestri, dan pengembangan pariwisata. Kami berharap kawasan ini dapat berkembang sebagai eko-eduwisata yang menggabungkan keindahan alam dengan edukasi tentang konservasi dan kearifan lokal,” jelasnya.
Hasil riset UGM mengenai tanaman yang cocok untuk kawasan ini, seperti durian dan kelengkeng, diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi baru berbasis pertanian dan wisata, memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat sekitar.
(Men/Redaksi)
Posting Komentar