Edy Wuryanto saat dialog bersama warga. Foto: Istimewa
Kabarasta- Sehat merupakan sesuatu yang mahal. Sehingga menjaga kesehatan menjadi sesuatu yang penting.
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menyebutkan pentingnya membangun ekosistem kesehatan di Blora. Namun membangun ekosistem kesehatan di Blora harus dilakukan dengan gotong royong.
“Saya tidak ingin masyarakat Blora sakit dan yang sudah sakit tidak ingin kesusahan untuk memperoleh layanan kesehatan,” kata Edy saat menyosialisasikan gerakan masyarakat hidup sehat dengan Poltekes Semarang di Jepon, Blora, beberapa waktu lalu.
Dia mengapresiasi Pemkab Blora yang meminta menambah kuota peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kementrian Sosial. Langkah ini diharapkan dapat mendorong tercapainya universal health coverage (UHC) di Blora.
“Segera penduduk Blora masuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Harus di atas 95 persen sehingga kalau sakit tinggal membawa KTP,” ucap Edy.
Perlu diketahui, sampai sekarang baru 83 persen masyarakat Blora yang terdaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Politisi PDIP ini menyatakan adanya jaminan kesehatan nasional (JKN) membuat masyarakat tidak takut berobat.
Jika sebelumnya datang ke rumah sakit dikhawatirkan akan memakan biaya banyak, maka dengan adanya BPJS Kesehatan maka jika ingin berobat akan mudah.
“Dengan memiliki kartu BPJS Kesehatan itu sudah membuat ayem,” kata Edy.
Selanjutnya adalah pembangunan infrastruktur dan sumber daya kesehatan. Adanya pembangunan rumah sakit di Blora menambah kapasitas masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Edy menyebut jika pembangunan fisik harus dibarengi dengan pertambahan dan distribusi dokter dan tenaga medis. Harapannya, masyarakat Blora dapat layanan kesehatan di kotanya tanpa perlu antre.
“Tidak perlu sampa Semarang atau Solo. Doakan Rumah Sakit di Randublatung segera selesai,” ucapnya.
Edy juga berpesan agar SDM Kesehatan di Blora juga harus mumpuni. Dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga medis yang mumpuni harus disebar secara merata. Jika sudah maka mereka diberikan dorongan untuk meningkatkan kemampuan dalam menguasai teknologi terkini.
“Sehingga operasi dan pengobatan yang canggih bisa dilakukan di Blora,” tuturnya.
Selanjutnya, Pihaknya mengingatkan untuk membentuk masyarakat Blora yang sehat perlu peran individu. Salah satu yang perlu dilakukan adalah melakukan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat. Edy mengatakan, masyarakat perlu melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.
“Setiap individu juga perlu melakukan kebersihan lingkungan dan menggunakan jamban. Jangan buang air kecil atau besar sembarangan,” pungkasnya.
(Manda/Redaksi)
Kabarasta- Sehat merupakan sesuatu yang mahal. Sehingga menjaga kesehatan menjadi sesuatu yang penting.
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menyebutkan pentingnya membangun ekosistem kesehatan di Blora. Namun membangun ekosistem kesehatan di Blora harus dilakukan dengan gotong royong.
“Saya tidak ingin masyarakat Blora sakit dan yang sudah sakit tidak ingin kesusahan untuk memperoleh layanan kesehatan,” kata Edy saat menyosialisasikan gerakan masyarakat hidup sehat dengan Poltekes Semarang di Jepon, Blora, beberapa waktu lalu.
Dia mengapresiasi Pemkab Blora yang meminta menambah kuota peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kementrian Sosial. Langkah ini diharapkan dapat mendorong tercapainya universal health coverage (UHC) di Blora.
“Segera penduduk Blora masuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Harus di atas 95 persen sehingga kalau sakit tinggal membawa KTP,” ucap Edy.
Perlu diketahui, sampai sekarang baru 83 persen masyarakat Blora yang terdaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Politisi PDIP ini menyatakan adanya jaminan kesehatan nasional (JKN) membuat masyarakat tidak takut berobat.
Jika sebelumnya datang ke rumah sakit dikhawatirkan akan memakan biaya banyak, maka dengan adanya BPJS Kesehatan maka jika ingin berobat akan mudah.
“Dengan memiliki kartu BPJS Kesehatan itu sudah membuat ayem,” kata Edy.
Selanjutnya adalah pembangunan infrastruktur dan sumber daya kesehatan. Adanya pembangunan rumah sakit di Blora menambah kapasitas masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Edy menyebut jika pembangunan fisik harus dibarengi dengan pertambahan dan distribusi dokter dan tenaga medis. Harapannya, masyarakat Blora dapat layanan kesehatan di kotanya tanpa perlu antre.
“Tidak perlu sampa Semarang atau Solo. Doakan Rumah Sakit di Randublatung segera selesai,” ucapnya.
Edy juga berpesan agar SDM Kesehatan di Blora juga harus mumpuni. Dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga medis yang mumpuni harus disebar secara merata. Jika sudah maka mereka diberikan dorongan untuk meningkatkan kemampuan dalam menguasai teknologi terkini.
“Sehingga operasi dan pengobatan yang canggih bisa dilakukan di Blora,” tuturnya.
Selanjutnya, Pihaknya mengingatkan untuk membentuk masyarakat Blora yang sehat perlu peran individu. Salah satu yang perlu dilakukan adalah melakukan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat. Edy mengatakan, masyarakat perlu melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.
“Setiap individu juga perlu melakukan kebersihan lingkungan dan menggunakan jamban. Jangan buang air kecil atau besar sembarangan,” pungkasnya.
(Manda/Redaksi)
Posting Komentar