Anggota Komisi IX DPRI Edy Wuryanto. Foto: Istimewa
Kabarasta- Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto meminta Balai Latihan Kerja (BLK) membuka pelatihan kerja bahasa asing bagi masyarakat. Pasalnya bekerja di
luar negeri menjadi satu celah bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk memperbaiki taraf hidup.
Dari data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Januari sampai Juni 2023, Jepang menjadi negara favorit keempat dengan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai 4927 orang.
Hal ini menjadi peluang, salah satunya untuk masyarakat Blora.
"Jika saya bandingkan dengan Grobogan, Pati, dan Rembang, masyarakat Blora yang bisa menembus pasar kerja luar negeri itu paling sedikit," kata Edy, Selasa (24/10).
Edy menyatakan bahwa sumber daya masyarakat (SDM) muda di Blora harus digembleng. Terutama yang telah lulus SMK.
“Mereka harus dibekali dengan kompetensi khusus,” ucapnya.
Sebagai wujud pengabdian bagi masyarakat Blora, Edy menyebutkan telah memberikan balai latihan kerja (BLK) komunitas. Selama dia menjabat, ada sembilan BLK yang berada di Kecamatan Kunduran, Kecamatan Randublatung, Kecamatan Kradenan, Kecamatan Tunjungan, dan Kecamatan Blora Kota.
“Beberapa BLK itu ada yang khusus untuk pelatihan Bahasa Jepang. Ada laboratorium bahasa dan punya instruktur yang punya kualifikasi Bahasa Jepang,” kata Edy.
Edy mengatakan BLK di Randublatung menjadi pilot project. Jika dianggap sukses, pihaknya akan mengembangkan BLK bahasa asing di tempat lain.
“Sehingga ada kesempatan bagi SDM muda Blora untuk bekerja di luar negeri secara profesional, legal, dan terlindungi,” katanya.
Edy menambahkan, dalam dunia kerja perlu seorang profesional. Salah satunya ditunjukkan dengan penguasaan bahasa. Sementara mereka yang berkera di luar negeri, harus mendapatkan perlindungan. Sehingga kerjasama G to G antara Jepang dan Indonesia ini harus bisa dimanfaatkan. “Ini menjadi peluang yang bagus bagi anak muda di Blora,” tandasnya.
(Lis/ Redaksi)
Kabarasta- Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto meminta Balai Latihan Kerja (BLK) membuka pelatihan kerja bahasa asing bagi masyarakat. Pasalnya bekerja di
luar negeri menjadi satu celah bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk memperbaiki taraf hidup.
Dari data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Januari sampai Juni 2023, Jepang menjadi negara favorit keempat dengan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai 4927 orang.
Hal ini menjadi peluang, salah satunya untuk masyarakat Blora.
"Jika saya bandingkan dengan Grobogan, Pati, dan Rembang, masyarakat Blora yang bisa menembus pasar kerja luar negeri itu paling sedikit," kata Edy, Selasa (24/10).
Edy menyatakan bahwa sumber daya masyarakat (SDM) muda di Blora harus digembleng. Terutama yang telah lulus SMK.
“Mereka harus dibekali dengan kompetensi khusus,” ucapnya.
Sebagai wujud pengabdian bagi masyarakat Blora, Edy menyebutkan telah memberikan balai latihan kerja (BLK) komunitas. Selama dia menjabat, ada sembilan BLK yang berada di Kecamatan Kunduran, Kecamatan Randublatung, Kecamatan Kradenan, Kecamatan Tunjungan, dan Kecamatan Blora Kota.
“Beberapa BLK itu ada yang khusus untuk pelatihan Bahasa Jepang. Ada laboratorium bahasa dan punya instruktur yang punya kualifikasi Bahasa Jepang,” kata Edy.
Edy mengatakan BLK di Randublatung menjadi pilot project. Jika dianggap sukses, pihaknya akan mengembangkan BLK bahasa asing di tempat lain.
“Sehingga ada kesempatan bagi SDM muda Blora untuk bekerja di luar negeri secara profesional, legal, dan terlindungi,” katanya.
Edy menambahkan, dalam dunia kerja perlu seorang profesional. Salah satunya ditunjukkan dengan penguasaan bahasa. Sementara mereka yang berkera di luar negeri, harus mendapatkan perlindungan. Sehingga kerjasama G to G antara Jepang dan Indonesia ini harus bisa dimanfaatkan. “Ini menjadi peluang yang bagus bagi anak muda di Blora,” tandasnya.
(Lis/ Redaksi)
Posting Komentar