Warga hidup tanpa jaringan listrik. Foto: Manda
Kabarasta- Jaman modern ini, manusia menaruhkan kehidupannya dengan sumber daya listrik. Namun, tak berlaku bagi Mbah Daripan (59), pria asal Desa Kamolan, Kecamatan Blora itu hidup puluhan tahun tanpa listrik dan penerangan. Padahal, lokasi tempat tinggal nya tak jauh dari padat nya Kota Sate itu.
Daripan mengatakan, setidaknya sejak tahun 90-an dirinya hidup tanpa listrik dan penerangan. Ia hidup sebatang kara di rumah peninggalan orang tua nya.
‘’Kulo teng mriki mpun dangu mas (saya disini sudah lama mas). Sejak 90-an sudah disini, ngerawat orang tua,’’ jelas Daripan, Saat ditemui di rumahnya, Selasa malam (30/7).
Ia mengaku sempat mendapat bantuan jaringan listrik dari tetangga. Namun saat wabah covid 19 merebah jaringan tersebut diputus. Saat ini, ia hanya mengandalkan lampu petromak untuk pencahaan sehari-hari.
‘’Selama ini nggih mengandalkan cahaya lampu ublik (sejenis petromak-red) di malam hari,’’ tuturnya.
Daripan mengaku sudah mengajukan bantuan listrik gratis ke PLN, tetapi sejauh ini masih belum ada kejelasan bantuan tersebut. Ia berharap segera mendapat bantuan listrik gratis dari PLN untuk mempermudah aktivitas sehari-hari.
Ia juga mengatakan, dirinya termasuk salah satu warga miskin di desanya. Sehari-hari, ia hanya menggarap lahan sawah peninggalan orang tuanya yang berada di belakang rumahnya, sementara istrinya adalah seorang pedagang keliling.
‘’Nggih pandongane mas, mugi diparingi listrik kalih pemerintah (Iya minta doanya mas, semoga diberi listrik sama pemerintah),’’ tutupnya.
Dihubungi terpisah, Manager PLN ULP Blora, Setyo Karminto mengaku sudah menerjunkan petugas untuk mengecek lokasi.
" Sudah dicek petugas. Ini anggaran baru diajukan. Semoga bulan depan bisa segera turun," ungkapnya.
(Manda/Redaksi)
Kabarasta- Jaman modern ini, manusia menaruhkan kehidupannya dengan sumber daya listrik. Namun, tak berlaku bagi Mbah Daripan (59), pria asal Desa Kamolan, Kecamatan Blora itu hidup puluhan tahun tanpa listrik dan penerangan. Padahal, lokasi tempat tinggal nya tak jauh dari padat nya Kota Sate itu.
Daripan mengatakan, setidaknya sejak tahun 90-an dirinya hidup tanpa listrik dan penerangan. Ia hidup sebatang kara di rumah peninggalan orang tua nya.
‘’Kulo teng mriki mpun dangu mas (saya disini sudah lama mas). Sejak 90-an sudah disini, ngerawat orang tua,’’ jelas Daripan, Saat ditemui di rumahnya, Selasa malam (30/7).
Ia mengaku sempat mendapat bantuan jaringan listrik dari tetangga. Namun saat wabah covid 19 merebah jaringan tersebut diputus. Saat ini, ia hanya mengandalkan lampu petromak untuk pencahaan sehari-hari.
‘’Selama ini nggih mengandalkan cahaya lampu ublik (sejenis petromak-red) di malam hari,’’ tuturnya.
Daripan mengaku sudah mengajukan bantuan listrik gratis ke PLN, tetapi sejauh ini masih belum ada kejelasan bantuan tersebut. Ia berharap segera mendapat bantuan listrik gratis dari PLN untuk mempermudah aktivitas sehari-hari.
Ia juga mengatakan, dirinya termasuk salah satu warga miskin di desanya. Sehari-hari, ia hanya menggarap lahan sawah peninggalan orang tuanya yang berada di belakang rumahnya, sementara istrinya adalah seorang pedagang keliling.
‘’Nggih pandongane mas, mugi diparingi listrik kalih pemerintah (Iya minta doanya mas, semoga diberi listrik sama pemerintah),’’ tutupnya.
Dihubungi terpisah, Manager PLN ULP Blora, Setyo Karminto mengaku sudah menerjunkan petugas untuk mengecek lokasi.
" Sudah dicek petugas. Ini anggaran baru diajukan. Semoga bulan depan bisa segera turun," ungkapnya.
(Manda/Redaksi)
Posting Komentar