Rapat sempat berlangsung panas. Sejumlah anggota dewan kesal lantaran koordinator SPPG, Artika Diannita, terlihat sibuk dengan ponsel dan laptop saat rapat.
Artika yang mendapat giliran berbicara juga dinilai tidak menguasai persoalan di lapangan. Kondisi itu memicu kemarahan anggota dewan hingga rapat sempat diskors. “Orangnya tidak berkompeten sebagai koordinator di Kabupaten Blora karena tidak mampu menjelaskan secara rinci apa yang kami minta,” kata Ketua Komisi D DPRD Blora, Subroto.
Kemarahan anggota DPRD semakin memuncak saat Artika mengaku tengah mengerjakan tugas lain berbarengan dengan rapat. Subroto bahkan mempertanyakan kapasitasnya sebagai koordinator.
“Korwil kok berdiri sendiri tanpa punya staf atau tenaga pendamping. Apakah mampu seorang diri mengurus satu kabupaten?” ujarnya.
Adapun rapat ini digelar karena DPRD mendapat laporan soal menu MBG yang basi dan tak layak konsumsi. Rapat akhirnya dilanjutkan setelah skors dicabut. DPRD berencana kembali mengundang SPPG dan pihak terkait untuk mendalami seluk-beluk pelaksanaan program MBG di Blora. Seusai rapat, Artika yang bergegas meninggalkan gedung DPRD sempat menanggapi kritik.
“Ya saya hanya menjalankan tugas saya seperti ini, iya saya merasa sudah kompeten,” ucapnya.
(Men/Redaksi)
Posting Komentar