Pengusaha Lie Kamadjaya Kembali Bangun Pabrik Gula Untuk Ketiga Kalinya

Penandatangan Kerja Sama Pembangunan Pabrik Gula Rembang. Foto: Manda

Kabarasta- Pengusaha Lie Kamadjaya kembali mendirikan pabrik gula PT Wadah Karya Rembang. Pabrik gula ketiganya kali ini dibangun di Desa Kemadu Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Jawa tengah.
Peresmian pabrik gula dilakukan, Senin (12/8) dengan dihadiri langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Mantan Gubernur Jawa tengah Bibit Waluyo dan Bupati Rembang Abdul Hafidz.

Dalam sambutannya, Lie Kamadjaya mengatakan pendirian pabrik semen ini merupakan janjinya untuk terus berjuang memperjuangkan kesejahteraan petani tebu di Jawa tengah. Dirinya berjanji akan mempertahankan pabrik gula yang ada di Rembang ini

“Saya ini sudah dua kali membangun pabrik, di Kendal dan Blora. Tapi semua lepas dari saya dan diminta oleh pemerintah. Namun di Rembang ini saya berjanji akan saya pertahankan apapun alasannya nanti,” tegas Lie Kamdjaja.

Lie Kamadjaja akan bekerjasama dengan PP Muhammadiyah untuk mengadakan penelitian tentang tebu di Rembang, dan akan bersama-sama mensejahterakan petani tebu di Rembang dan Blora.

“Makanya saya menggandeng PP Muhammadiyah, karena saya yakin pak Haedar bisa membantu saya”, ujarnya.

Bupati Rembang Abdul Hafidz sangat mendukung berdirinya pabrik gula ini. Bahwa pabrik gula yang tertunda sekian lama ini sangat ditunggu- tunggu para petani tebu di Rembang.

Menurutnya, pabrik gula ini nantinya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Bahan bakarnya tidak menggunakan batu bara, sehingga tidak mengganggu lingkungan.

“Ini yang sangat menggembirakan, jangan sampai ada sebuah kegiatan produksi yang mengganggu lingkungan. Dan ini dipastikan tidak mengganggu lingkungan karena bahan bakarnya tidak menggunakan batu bara,” kata Abdul Hafidz.

Sementara Haedar Nashir, menambahkan kalau ingin swasembada dan kedaulatan pangan di segala bidang pertanian, kata Haedar, pemerintah harus merubah sistem dari aspek hulu ke hilir.

“Termasuk bagaimana beralih dari impor ke pemberdayaan potensi domestik kita yang akhirnya bisa ekspor. Kenapa tidak bisa?” kata Haedar.

Haedar yakin kalau pemerintah memiliki politic will yang kuat, masyarakat petani termasuk Muhammadiyah, para pengusaha juga dapat bergerak karena ada kepastian regulasi.

“Kami juga berharap para pengusaha di berbagai bidang bukan hanya pertanian. Kami ajak untuk mengembangkan tanggung jawab sosial kebangsaan yang tinggi. Agar kita bisa berbagi dengan rakyat,” pungkasnya.

(Manda/Redaksi)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama