Aktivitas penggilingan padi. Foto: Manda
Kabarasta- Kenaikan harga beras yang terus melambung membuat stok beras di penggilingan gabah mulai menipis. Banyak warga memilih untuk menahan menjual gabah mereka, mengingat harga beras yang tak kunjung turun.
Salah satu pemilik penggilingan gabah di Desa Kamolan, Kecamatan Blora Kota, Gandi mengungkapkan bahwa aktivitas penggilingan terpaksa berhenti karena tidak ada gabah yang bisa diproses.
Kabarasta- Kenaikan harga beras yang terus melambung membuat stok beras di penggilingan gabah mulai menipis. Banyak warga memilih untuk menahan menjual gabah mereka, mengingat harga beras yang tak kunjung turun.
Salah satu pemilik penggilingan gabah di Desa Kamolan, Kecamatan Blora Kota, Gandi mengungkapkan bahwa aktivitas penggilingan terpaksa berhenti karena tidak ada gabah yang bisa diproses.
"Iya inikan karena belum ada yang diproses, jadi berhenti. Kalau hari-hari biasa itu mesin beroperasi mulai pagi sampai sore. Tapi ini lagi sepi," kata Gandi saat ditemui di tempat usahanya, Rabu (13/8).
Dikatakan, Sejak seminggu lalu, stok beras di gudang kami mulai menipis. Biasanya, gudang penggilingan ini mampu menampung satu setengah ton beras setiap harinya. Namun kini, hanya ada dua kwintal beras yang tersisa.
"Warga memilih untuk mengkonsumsi sendiri beras mereka, alih-alih menjualnya karena takut harga beras mahal," tambah Gandi.
Menurut Gandi, harga beras di tingkat penggilingan saat ini berkisar antara 12.500 hingga 14.000 rupiah per kilogram.
Menurut Gandi, harga beras di tingkat penggilingan saat ini berkisar antara 12.500 hingga 14.000 rupiah per kilogram.
"Harga ini cukup tinggi dibandingkan dengan harga normal yang hanya sekitar 10.000 rupiah," jelasnya.
Pihaknya berharap agar harga beras segera stabil agar produksi dapat kembali berjalan normal.
Pihaknya berharap agar harga beras segera stabil agar produksi dapat kembali berjalan normal.
" Kalau harapan semoga harga beras segera stabil biar stok normal kembali," harapnya.
(Men/Redaksi)
Posting Komentar